Tiga purnama setelah pertemuan itu, aku mencoba melupakan semua tentangmu. Tapi usaha melupakan justru upaya mengingat secara efektif. Semua tentang dirimu masih melekat erat dalam pikiran. Pun dalam perasaan. Pada malam kalut itu, tepatnya pukul 22.00 WIB, saat aku mulai bersiap tidur, ponselku berdering. Sebuah nomor asing. Tanpa nama
LihatMulai siang itu juga, aku resmi menjadi pegawai pertama Bapak Tamami. Toko kain itu bernama Fadlika. Hari itu, plang namanya belum ada, sehingga aku mesti bertanya pada Pak Tamami. Aku tahu makna kata itu. Fadlika berarti anugerah-Mu
LihatSetelah ari-ari dikuburkan, aku merasa lega. Selesai sudah urusanku dengan si ari-ari. Begitu pikirku. Aku berkeyakinan bahwa apa yang berasal dari tanah adalah hak tanah. Dengan dikuburkannya ari-ari anakku, aku merasa sudah mengembalikan sebagian dari diri anak kembarku kepada tanah. Ternyata aku keliru. Bukannya selesai, urusan ari-ari ini malah semakin panjang saja
LihatPerempuan berkulit sawo matang itu menatap wajahnya di sebuah cermin dengan dalam-dalam. Wajahnya yang tirus adalah lautan tanpa ombak
Lihat